IP

Sunday, October 3, 2010

Why Asians Are Less Creative Than Westerners

Read more! Prof. Ng Aik Kwang University of Queensland; dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi  menjadi "best seller" (www.idearesort.com/trainers/T01.php). mengemukakan beberapa hal dibawah ini yang telah membuka mata dan pikiran  banyak orang:

1. Bagi org Asia, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) tdk dihargai. Sebagai akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap lebih cepat bisa menjadikan seseorang utk memiliki kekayaan banyak.

2. Bagi org Asia, banyaknya  kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd cara utk memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila ceritera, novel, sinetron atau film yang disukai adalah yang bertema orang miskin menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sewjenis itu. Tidak heran pula bila perilaku  koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.

3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.

4. Krn berbasis hafalan, di sekolah di Asia murid dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm  Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional laiinya  yg berbasis inovasi dan kreativitas.

6. Orang Asia takut salah (kiasi) dan takut kalah (kiasu). Makanya sifat eksploratif utk memenuhi rasa  penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.

7. Bagi org Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah

8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.
Read more!